Friday, July 9, 2010

Apakah Buroq itu?

Bulan rajab identik dengan peristiwa agung yaitu Isra’ Mi’raj. Berbicara Isra’ Mi’raj, tidak komplit rasanya bila tidak menyinggung masalah Buroq, kendaraan yang diyakini membawa Nabi. Namun, apa dan bagaimana Buroq itu sendiri masih diperdebatkan.


“Ketika aku sedang tidur di Hijr,” cerita Nabi SAW, ” Jibrîl datang kepada ku dan mngusikku dengan kakinya. Aku segera duduk tegap. Setelah kulihat tidak ada apa-apa. Aku berbaring kembali. Ia datang lagi untuk kedua kalinya. Ketiga kalinya ia mengangkatku. Aku bangkit dan berdiri disampingnya. Jibril mengajakku kedepan pintu masjid. Di sana ada seekor binatang putih, sperti peranakan kuda dan keledai, dengan sayp disisi tempat mneggerakkan kakinya. Langkahnya sejauh mata memandang”.


Ada bebrapa penafsiran mengenai apa atau makhluk apa yang ‘ditunggangi’ Nabi Muhammad SAW ketika beliau Mi’raj ke Sidrât A-Muntanâ. Ada yang menyebutnya Burâq sebagai peranakn kuda dan keledai berwarna putih yang bersayap, ada yang mengatakan maklhuk menyerupai burung garuda, namun ada juga yang mengatakan sebagai kilat atau cahaya atau makhluk yang terbuat dari kilat. Karena kata Burâq sendiri berarti Kilat.


Kecepatan ‘tebang’ Burâq konon secepat cahaya. Kilauan cahaya pada satu detik saja bisa mencapai 186 ribu mil. Bisa dibayangkan betapa cepatnya Nabi Muhammad SAW pada saat itu melakukan perjalanannya dari Masjidil haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yarusalem hingga Mi’raj ke Sidrâ Al-Muntahâ di langit ketujuh.

Sulit untuk memastika kendaraan atau makhluk apa yang sebenarnya digunakan oleh Nabi SAW pada saat itu, apalagi banyak dari para ulama yang masih memperdebatkan hal ini. Tentu perselisihan itu berakibat pada perselisihan akal yang terjerumus dalam perangkat kaifa (bagaimana) dan bertanya tentang kekuasaan Allah SWT dan usaha untuk menundukkan masalah ini terhadap sebab-sebab yang biasa atau hukum-hukum yang kita alami atau logika kemanusiaan.

Allah Maha Suci dan Maha Tinggi dari semua itu. Sebaiknya tidak perlu merasa heran apalgi sampai larut dalam debat kusir membahas hakikat Burâq. Dengan apapun jenis makhluk ‘tunggangan’ yang menemani Nabi Muhammad SAW pada saat itu serta mungkinkah ada makhluk yang sedemikian hebat bisa melesat secepat cahaya, karena kita seharusnya memiliki satu jawaban atas semua itu; Allah SWT berkehendak agar hal itu terjadi dan untuk itulah Allah SWT mengatakan kun fayakun jadilah, maka jadilah. Wallâhu a’lam.



No comments: