Wednesday, September 30, 2009

AL JALIL (Yang Maha Agung)

Kata Al-Jalil berasal dari kata al-jaliah arti mulanya adalah unta yang besar. Dalam Al-Qur'an tidak ditemukan kata Al-Jalil. Namun ada dua ayat yang menunjukkan sifat ini dengan menggunakan lafadz Dzul jalaali wal ikraam (Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan).



Imam Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kata Al-Jalil mengandung isyara menafikan. Misalnya Alllah tidak berbentuk fisik, tudak butuh, tidak lemah dan sebagainya. Pendapat lain menyatakan bahwa Al-Jalil adalah Dia yang berwanang memerintah dan melarang. Dia yang menampakkan diri kepada mahluk-Nya, tetapi mereka tidak mampu melihat-Nya dengan mata kepala, karena mata kepala mereka tidak mempu menyaksikan keindahan dan kesempurnaan-Nya. Dialah Tuhan yang Maha Agung dan Maha Perkasa. Tidak ada energi, materi, atau waktu yang menyamai keagungan, keperkasaan dan kekekalannya. Dzat, sifat dan keberadaan-Nya Agung dan besar serta tidak dapat diukur dengan waktu dan tempat. Tetapi Dia di sini, dimana-mana dan di segala zaman. Pengetahuan-Nya sangat besar, segala sesuatu diketahui-Nya, karena Dialah yang menciptakannya. Kekuasaan-Nya sangatlah besar, Dia meliputi (menguasai) seluruh alam bahkan setiap atom. Kasih sayang-Nya sangatlah besar. Dia mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Kemurahan-Nya tidak terbatas. Kekayaan-Nya tidak pernah habis. Siapakah yang harus di hormati, dipuji, dicintai, dan ditaati selain Dia yang Maha Agung dan Maha besar.

Imam Ghozali dalam menjelaskan sifa ini beliau berpendapat yang lebih rinci. Menurutnya lafadz Al-Jalil menyandang sifat-sifat jalaal (keagungan dan kesempurnaan). Yaitu Maha Kaya atau tidak butu, Maha Suci, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan Maha yang lainnya. Dengan demikian, dapat dibedakan antara al-Kabir, al-'Adzim, dan Al-Jalil. Kebesaran sifat-sifat-Nya dan adzim-Nya merupakan gabungan dari kebesaran dzat dan sifat yang dinisbatkan kepada jangkauan mata hati (immaterial). Yang mengandung sifat ini di namai al-jamil (cantik/indah). Memang pada mulanya, kata indah atau cantik digunakan untuk melukiskan sesuatu yang bersifat material yang dijangkau oleh mata kepala. Namun kata indah juga kemudian mencakup segala hal yang bersifat imameterial yang dijangkau oleh mata hati. Sesuatu yang bersifat immaterial yang cantik dan indah, jika dijangkau oleh mata hati, akan melahirkan kelezatan dan kegembiraan melebihi kelezatan dan kegembiraan yang dirasakan oleh mata kepala.

Allah maha indah. Segala keindahan dan kebesaran dari-Nya. Orang-orang arif yang dapat menjangkau sekelumit dari keindahan Allah melalui mata hati mereka akan merasa sangat merasa sangat bahagia dan mencintai-Nya. Bukankah mata merasa senang dan mencintai kepada sesuatu yang bersifat indah?.

HIKMAH AL-JALIL

Dalam meneladani sifat ini, manusia dituntut agar penampilannya selalu indah dan bersih, baik lahir maupun batin. Ia hendak menyandang sifat-sifat yang mulia, serta budi pekerti yang luhur, yang melahirkan keagungan dan mengandung kekaguman. Sifat dan pribadi demikian akan mengandung dan mengundang simpati dan cinta, serta keseganan dan wibawa ayng mengantar mata orang lain tidak mempu memendang wajahnya. Bukanlah Allah Yang Maha Inadah dan mencintai keindahan. Bukankah Dia yang karena keindahn-Nya dan keagunagan-Nya menjadikan mata manusia tak mampu menatap-Nya.

Dalam Al-Qur'an disebutkan :

“Tatkala Musa datang untuk bermunajat dengan kami,
pada waktu itu telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung)kepadanya,
berkatalah Musa: “ Ya Tuhanku, nampakkanlah diri-Mu kepadaku agar dapat melihatmu”.
Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku,
tetapi lihatlah bukit ini, maka jika ia tetap ditempatnya (seperti semual)
niscaya kamu dapat melihatku. Tatkala Tuhannya menampakkan dirinya Kepada gunung itu,
dijadikan-Nya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.
Maka tatkala Musa sadar kembali, dia berkata, “Maha Suci Engkau. Aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama beriman.
(QS.AL-'Araf:143)

Read More......

Tuesday, September 29, 2009

AL-WASI' ( Yang maha Luas)

Kata Wasi' mempunyai makna kaya, mampu, luas, meliputi dan langkah panjang. Dalam Al-Qur'an, banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang hal tersebut. Kesemua artinya menerangkan tentang sifat Allah. Salah satunya terdapat dalam firman Allah dalam surat-Nya jyang artinya :

kepunyaan Allah barat dan timur,
maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah,
sesungguhnya Allah maha luas dan mengetahui.
(QS. Al-Baqorah:155).

Dalam kontek ayat ini, Allah memberikan izin untuk mengarahkan kemana saja shalat bila sedang melakukan perjalanan. Allah al-Wasi' artinya keluasan Allah tanpa batas. Pengetahuan-Nya, rahmat-Nya, kekuasaan-Nya, kemurahan-Nya, dan semua sifat-sifat yang indah tidak terbatas dengan waktu dan ruang. Al-Wasi' juga dapat siartikan bahwa Allah Maha Memberi keluasaan tidak bertepi. Bahkan orang-orang dzalim yang banyak melakukan perbuatan dosa tetap Dia beri. Dengan sifat al-Wasi', kedurhakaan orang-orang dzalim itu laksana setitik kotoran didalam luasnya samudra kesabaran Allah. Siantara tanda dari al-Wasi' adalah keragaman yang tidak terbatas pada makluk-Nya. Lihatlah bagaimana manusia kaya dan miskinpun diciptakan dari bahan yang sama, tetapi ditak ada sua wajah dan dua suara yang sama.


Keluasan Allah Maha mencakup segalanya. Hal ini dapat dicerminkan di tengah-tengah kita.melalui orang-orang yang berpengetahuan luas, yang banyak memberikan manfaat. Memalalui orang-orang yang sangat kaya dan dermawan, yang mau menolong kaum miskin yang jauh maupun dekat. Melalui orang-orang yang pemurah, lemah lembut, dan sangat sabar, yangluas keadilannya dan memberiakn keyakinan yang amat besar. Demikian juga semua kwalitas baik lainnya, yang mutlak tidak terbatas dalam diri manusia saja melainkan seluruh isi jagat raya ini merupakan tanda keluasaan Allah SWT.

Imam al-Ghozali dalam menjelaskan ayat ini beliau menjelaskan bahwa kata al-Wasi' ini berkaitan dengan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Dan juga meliputi segala karunia-Nya. Hal ini sesuai dengan firmannya :

Warohmati wasiatkulla syai'in
(“Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu”)
(QS. Al-A'raf:156)

Dengan memperhatikan kontek ayat di atas maka dapat dipahami bahwa Allah Maha Luas Rahmat-Nya yang berarti juga meliputi segala sesuatu, termasuk keluasan ilmu, rizki, ganjaran, dan pengampunan-Nya. Kesemuanya tudak bertepi, panjang tidak berakhir, bahkan petunjuk-petunjuk-Nya pun beraneka ragam tanpa batas. Dialah yang lus ilmu-Nya, yang tidak akan mengalami kekeliruan, tidak juga salah, dan bahkan memberi ilmu, melalui pencarian atau tanpa usaha (wahyu). Yang luas kekuasaan-Nya teteapi tidak akan melakuakan aniaya, tidak juga tergesa-gesa, tidak akan mengecam apalgi menyiksa tanpa sebab yang jelas, bahkan akan memafkan dan menganugrahkan berbagai anugrah. Yang luas dalam pertunjuk-Nya, tidak akan menyesatkan, apalagi menjerumuskan, tetapi membeimbing dengan amat baik menuju apa yang dikehendaki-Nya, bahkan melibihi dari apa yang dikehendaki. Demikian Allah yang maha luas.


HIKMAH AL-WASI'

Dalam meneladani sifat ini, hendaknya manusia memperluas wawasannya dengan pengetahuan dan pengelaman, dan dengan taqwa dan pemaafan. Memperluas tangannya dengan keterbuakaan dan kelapangan. Memperluas tindakannya dengan hikmah dan bijaksana. Orang yang memiliki baban dan tanggung jawab berat yang rasanya tidak dapat di pikul akan memperoleh kekuatan dan keringanan jika mereka teru menerus mambaca nama Allah ini.

Ya Allah Yang Maha Luas anugrah dan pengampunan-Nya,
wahai yang meliputi rahmat dan ilmu-Nya segala sesuatu,
lapangkan untuk kami rizki-Mu, curahkanlah kepada kami berkah-Mu,dan anughahilah kami
dari aneka nikmat-Mu yang engkau ketahuidan mengantar kami kepada ridha-Mu,
serta selimutilah kami dengan pakaian yang melindungi
dari aneka macam cobaan dari segala anugrah-Mu.

Read More......

SEANDAINYA TIDAK ADA ATMOSFER


Pernahkah kita melihat apa saja yang terdapat di langit ketika kita melihatnya?. Tentu kita semua ingin mengetahuinya. Sekarang mari kita amati langit tersebut! Lapisan udara yang mengelilingi di namakan “Atmosfer”. Atmosfer memiliki tujuh lapisan. Setiap lapisan memiliki susunan gas-gas yang berbeda, semua berada dalam keselarasan yang sempurna antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam Al Qur’an Allah menyatakan bahwa Dia menyusun langit dalam tujuh lapisan.


Kata “samaa” yang dipakai dalam bahasa ayat Al Qur’an juga diartikan sebagai langit. Ia juga dianggap mengacu pada lapisan ruang angkasa seperti halnya pada langit dan bumi. Jika makna yang digunakan adalah makna yang ke dua, maka ayat tersebut menyatakan bahwa atmosfer tersiri atas tujuh lapisan. Tentu saja ayat ini dapat memiliki makna yang lain. Menariknya ketika kita mempelajari langit, kita menemukan bahwa langit terdiri dari tujuh lapisan. Berikut ini adalah lapisan-lapisan langit :




-Troposphere : yaitu lapisan terdekat dengan lapisan bumi. Ketebalan lapisan ini bervariasi tergantung pada iklim. Semakin tinggi dari permukaan maka suhunya akan semakin turun, pada keitnggian maksimal antara -510C (-600F) dan -790C (-1100F).

-Stratosfer : yaitu lapisan diatasnya troposphere. Semakin keatas suhu akan meningkat.

-Mesosfer : yaitu lapisan diatas Stratosfer. Di sini suhu udara turun hingga mencapai -730C (-1000F).

-Thermosfer : yaitu lapisan diatas mesosfer. Suhunya meningkat dengan perlahan. Perbedaan suhu antara malam dan siang hari lebih dari 1000C (2120F).

-Exosfer : yaitu laipsan yang dimulai daro ketinggian 500 kilometer (310 mil) diatas permukaan bumi.

-Lonosfer : yaitu gas dalam wilayah ini ditemukan dalam bentuk ion. Gas-gas yang terionisasi inilah yang menjadi nama dari lapisan ini.

-Magnatosfer : karena medan magnetik bumi terdapat pada lapisan ini, maka dinamailah magnatosfer. Lapisan ini berfungsi seperti persai dan terletak antara 3,000 dampai 30,000 kiloeter (1,850 sampai 18,500 mil) diatas permukaan bumi.


Seperti penjelasan sebelumnya, wilaya ini, yang melindungi bumi dari radiasi yang berasal dari antariksa, disebut Sabuk Van Allen. Untuk memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya Atmosfer bagi kita, mari kita liat planet-planet lain. Anggaplah sekarang kita berada di Merkurius. Planet tersebut tidak memiliki atmosfer.
Bagaimanapun, Atmosfer sangat penting artinya bagi kita. Hingga sejau ini kita telah mengetahui pentingnya gas-gas dalam atmosfer, seperti oksigen, atau sifat atmosfer yang melindungi bumi. Namun, ternyat boot atmosfer terbuat dari udara yang ringan. Hal ini tidak erarti bahwa atmosfer tidak berbobot. Sebenarnya, lapisan-lapisan udara yang beratnya berkilo-kilo meter di atas kita ini sangatlah berat. Menurut penelitian, atmosfer menekan setiap orang hingga berto-ton beratnya. Hal ini dinamakan “tekanan udara”.
Sekarang mungkin saja kita akan bertanya, terus bagaimana kita bisa tidak terhimpit?. Kita tidak terhimpit olehnya karena tubuh kita memiliki kekuatan untuk menahan beban atmosfer. Kita tidak akan berfungsi dan bahkan tidak akan ada dalam tekanan udara yang lebih rendah. Itulah mengapa, tanpa tekanan ini, darah yang bersikulasi dengan cepat dalam tubuh kita akan berusaha menekan dengan hebat pembuluh darah kita. Tanpa keseimbangan dari tekanan atmospheric ini, pembuluh darah kita akan pecah karena tekanan darah yang tinggi. Karena itulah manusia tidak dapat hidup di lingkungan seperti yang terdapat di planet Merkurius, yang tidak memiliki atmosfer.
Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di bumi. Atmosfer sangat banyak manfaatnya, salah satunya telah dijelaskan di atas, suatu dinatara adalah artinya penting gas yang membentuk Atmosfer bagi kehidupan manusia. Jika atmosfer tidak ada, makhluk hidup tak akan dapat bernapas, sehingga tak akan ada kehidupan di atas bumi.
Fungsi Atmosfer yang lain adalah melindungi bumi kita dari serangan yang berasal dari luar angkasa, isalnya meteor. Atmosfer mencegah meteor jatuh menimpa bumi, dan menimbulkan bahaya. Atmosfer juga menghalangi radiasi berbahaya dari ruang angkasa. Dengan atmosfer ini, hanya 7% radiasi berbahaya yang bisa sampai ke bumi. Di sini terdapat satu hal yeng perlu diperhatikan : radiasi yang mampu menyokong kehidupan di muka bumi hanyalah radiasi yang diterima bumi.
Dan ingatlah, bahwa jarak bumi dan matahari adalah tepat, tidak telalu jauh dan tidak terlalu dekat. Ketika menatap langit, jika Allah tidak menciptakan atmosfer, tak akan mungkin kita hidup di dunia. Allah adalah kekuatan yag Agung. Jika dia tidak menjaga bumi ini, meteor-meteor raksasa akan menimpa bumi dan manghancurkannya. Kita dapat merenungkan segala yang diciptakan oleh Allah untuk manusia. Yang demikian itu akan menjadi jalan untuk menunjukkan kebesaran Allah.

Read More......

KENAPA LAUT DI CIPTAKAN



ALLAH telah mnyatakan dalam Al-Qur'an yang artinya : (Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan, agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar) sesungguhnya Allah SWT menciptakan laut dan meluaskannya karena sangat besar manfaatnya. Allah menciptakan laut yang merupakan bagian dari bumi yang mengelilingi daratan.


Allah menciptakan lautan sebagai tempat menyimpan berbagai macam kekayaan. Baik yang sudah terditeksi manusia maupun yang belum. Lautan juga menyimpan berbabgai macam aneka permata. Dalam menciptakan laut Allah juga menyimpan bnyak mutiara yang bundar dalam rumah kerang di dasar laut, bagaimana Dia menentukan keberadaan marjan yaitu muatiara yang sangat halus disamping batu-batu besar di dalam lautan. Sebagaiman dalam firman-Nya :
“ dari keduanya keluar mutiara dan marjan” (QS. Ar-Rahman: 22).

Lautan merupakan sarana untuk menyimpan ikan-ikan, dengan berjuta-juta jumlahnya yang setiap hari di tangkap oleh manusia baik dengan cara tradisional atau moderen takkan pernah mengalami kekurangan atau kemusnahan. Kita sering saksikan di tempat-tempat pelelangan ikan di seluruh teminal pelabuhan di muka bumi ini berapa banyak setiap harinya di konsumsi oleh manusia.



Dengan menciptakan laut, maka manusia dapat berlayar dipermukaannya dimana hamba-hamba Allah dapat mengadalkan perjalanan untuk mencari harta dan menyelesaikan segala urusan-urusannya. Hal ini merupakan salah satu tanda dari kekuasan-Nya. Allah menjadikan bahtera agar mereka dapat mengangkut barang bawaan mereka. Manusia dapat berpindah dari satu daerah kedaerah lain yang tidak dapat mereka capai kecuali dengan menggunakan kapal-kapal. Seandainya mereka dapat melakukan perjalanan tanpa bahtera tentunya akan mengalami kesulitan yang sangat besar. Maka dengan kewalesan Allah kapada hamba-Nya ini, Allah ingin memudahkan kepada meraka dalam memindahkan barang-barangnya bahkan antar negara, maka Allah menciptakan kayu-kayu yang dapat di degerakkan oleh udara sehingga terbawa air dan tetap tidak dapat tenggelam.

Pada saat yang sama Allah juga mengirim angin dengan ukuran tertentu dan menjalankan kapal-kapal dari suatu tempat ke tempat lain, lalu Dia memberikan ilham pada pemilik kapal berupa pengetahuan tentang waktu-waktu dan periode-periode angin berhembus sehingga mereka dapat melakukan perjalanan dengan memanfaatkan bantuan angin tesebut. Allah juga menciptakan air yang sangat halus, lembut, dapat mengalir dan menyatu seolah-olah ia merupakan sesuatu yang satu, halus susunannya, sangat cepat untuk terbagi-bagi seolah-olah sesuatu yang terpisah dan sangat cepat dapat terpisah, sehingga kapal-kapal dapat berlayar di atasnya.

Semuanya adalah sebagai bukti yang tampak, petunjuk-petunjuknya saling menguatkan dan tanda-tanda yang teratur di atas dengan keadaan yang sangat nyata, yang menerangkan kesempurnaan kekuasaa-Nya dan keajaiban hikmah-Nya seolah-olah dapat dikatakan : “Tidaklah kita melihat bentuknya, susunannya, ciri-ciri di satu waktu, perubahan dan keadaanku, dan banyak manfaatku ? Apakah seseorang yang memiliki hati yang bersih dan akal yang jernih mereka mengatakan : “ Maha kuasa Allah atas segala penciptaanya dan Maha perkasa atas segalanya”.

Read More......

Monday, September 28, 2009

MENJAGA RAKAAT



“Dan carilah pada apa saja yang telah di anugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangan kamu melupakan bagaimana dari (keni'matan) duniawi dan berbuat kebaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashash:77)
Allahu Akbar.......!
Tegak berdiri sikap sempurna menyerahkan jiwa dan raga dalam satu tujuan dalam melakukan shalat adalah tidak boleh tidak. Pengabdian makhluk pada Sang Pencipta merupakan keketentuan absolut ilahi. Kehidupan manusia dalam panggung sandiwara yang fana ini tak mungkin terlepas dari gejolak persaingan materi dari mempertahankan hidupnya.


Karat dan raka'at adalah dua kata yang berbeda jauh dari masyrik ke magrib. Kata karat bukan berarti lapuk pada besi atau yang sejenisnya, melainkan karat adalah karat; suatu satuan ketentuan pada batu atau biji pada emas sedang raka't jama dari kata raka'atan (baha Arab) yang sudah maklum diketahui dalam shalat, tapi mengapa raka'at dan karat bertemu akrab dalam seloteh tajuk ini?.

Manusia adalah makhluk buas tapi tidak mau mengaku buas, atau dibilang buas. Selalu saja mengkambing hitamkan si raja hutan sebagai hewan buas lainnya. Cinta mausia kepada harta sudah mengurat-akar dan melebel dalam darah dan daging. Persaingan “si karat” dan raka'at seringkali membuat pusing manusia dalam pusaran pergolakan dunia yang selalu mengacungkan senjata dan menarik picu pelatuknya. Sebab animo ( kemauan) manusia adalah mencari kemenangan si karat dimanpun dia berada, yang membuat mereka lupa dan mengalahkan raka'at hanya untuk kepentingan dunia. Padahal raka'at adalah bekal kehidupan abadi yang mudah dicapai tanpa mengeluarkan modal yang banyak, tetepi manusia cendrung mencari dan mengutamakan yang “24 karat” dalam 24 jam siang dan malam, mengalahkan “17 raka'at “ yan hanya kurang lebih 25 menit dalam lima kali pertemuan siang dan malam.

Manusia memang dijadikan pemimpi dimuka bumi ini, mainimal pemimpin dirinya (ibda binafsik). Tetapi walau demikian janganlah menjadi pemimpin yang diktator bebas menentukan kehendak sendiri. Mesti diingat bahwa di atas pemimpin ada pemimpin; yang mengatur, menilai, menentukan kedudukan kita, Dia adalah Pencipta yang Esa (Allah SWT).

Untuk itulah sifat adil bagi pemimpin adalah diatas segalanya dan itulah yang harus dipenuhi bagi seorang pemimpin; adil bagi dirinya dan yang lainnya. Namun, sangatlah disayangkan keadilan di zaman seperti ini hanyalah menjadi simbol-simbol kepemimpinan dan penguasa yang pada kenyataannya kadang kurang atau tidak terimplementasi. Sehingga peraturan Allah SWT yang bernama si “raka'at” yang hanya 17 itu sering kali tercampak di bawah kepentingan dan keglamoran hidup di dunia, terkesiak kalah oleh si “karat” yang 24. mungkin karena banyak dan lebih menjanjikan secara nyata, lalu kemudian banyak dikejar orang.

Apakah si karat selalu menang? Mungkin saja! Jika rasa adil dan keadilan pemimpin selalu silau akan gemarlapnya dunia. Dan sebaliknya, raka'at akan menang jika pemimpin atau manager (khalifah) mengerti akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Tuhannya. Yang terakhir ini adalah tips berguna menjaga raka'at (shalat) sepanjang hayat.

Read More......

SUAPAN YANG MENGANTARKAN IMAN


Disudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “ Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya”. Namun, setiap pagi Nabi Muhammad SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah katapun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu dengan penuh kasih sayang. Si pengemis buta itu tidak mengetahui kalau orang yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW, orang yang setiap hari dia caci maki. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.


Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahaba tdekat Rasulullah SAW yakni Abu Bakar RA berkunjung kerumah anaknya, Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW. Beliau bertanya kepada anaknya itu, “ Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”. Aisyah menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”. Apakah itu?”, tanya Abu Bakar RA. “ Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi keujung pasar dengan membawa makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana”, kata Aisya RA.

Keesokan harinya Abu Bakar RA pergi kepasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapi, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu?”. Abu Bakar RA menjawab, “Aku orang yang biasa (mendatangi kamu)”. “Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”. Bantah si pengemis buta itu.

“ Apabila ia datang kepadaku, tanganku ini tidak usah memegang dan mulutku tidak susah mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tetapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku”. Pengemis itu melanjutkan perkataanya. Abu Bakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “ Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, oarang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”.

Seketika itu juga pengemis itu menangis mendengar penjelasan Abu Bakar RA, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.....” Pengemis buta itu akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemulian akhlaq Rasulullah SAW ?, atu adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq. Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.

Read More......

Sunday, September 13, 2009

RAHASIA KEKUATAN UNTA



"Maka apakah mereka tidak memperhatikan
bagaimana dia diciptakan?....."


Tidak diragukan lagi bahwa semua makhluk, dengan kemampuan mereka, menunjuknan kekuasaan dan pengetahuan tak tebatas dari Pencipta Mereka, Allah menggungkapkan hal ini dalam berbagai ayat AL Qur'an, mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang Di ciptakan sebenarnya sebuah tanda, yaitu lambang dan peringatan.dalam surat Al Ghasiyaah ayat ke-17, Alah Allah merujuk kepada hewan yang akan kita palajari dan pikirkan dengan seksama yaitu unta.







Pada kesempatan kali ini, kita semua akan mempelajari mahluk hidup yang ditunjukkan Allah dalam Al Qur'an, " tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana mereka diciptakan?"
Yang menjadikan Unta "makhluk hidup istimewa" adalah struktur tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh kondisi alam paling keras sekalipun. Tubuh Unta memiliki beberapa keistimewaan, yang memungkinkan unta bertahan Hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, dan mampu mengangkat bebabn ratusan kilogram selama berhari-hari.
Allah membuktikan bahwa hewan ini (unta) diciptakan khusus untuk daerah yang berkondisi iklim kering, dan bahwa ia disediakan untuk melayani manusia. ini adalah tanda-tanda penciptaan yang nyata bagi orang-orang yang berakal.


"sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa"
(QS. Yunus, 10:6)



DAYA TAHAN YANG LUAR BIASA DARI LAPAR DAN HAUS

Unta dapat dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum selama delapan hari pada suhu 50°C. Dan pada masa ini, unta kehilangan 22% dari keseluruhan berat badannya. Sementara manusia akan sekarat bila kehilangan air setara dengan 12% berat badannya, seekor unta kurus dapat bertahan hidup kendatipun kehilangan air setara dengan 40% keseluruhan berat badannya. Penyebab lain kemampuannya bertahan terhadap haus adalah adanya mekanisme yang memungkinkan unta meningkatkan suhu tubuh dalamnya hingga 41°C.




Dengan demikian, unta mampu meminimalisasi kehilangan air dalam iklim yang panas dan ekstrim di gurun pasir pada siang hari. Unta juga dapat mengurangi suhu tubuhnya hingga 30°C pada malam hari yang dingin di gurun pasir.


Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di samping itu, unta memiliki strultur selaput lendir dalam hidungnya yang ukurannya seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Dengan selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu menyerap 66% kelembaban yang terdapat di udara.

Read More......