Monday, September 28, 2009

SUAPAN YANG MENGANTARKAN IMAN


Disudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “ Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya”. Namun, setiap pagi Nabi Muhammad SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah katapun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu dengan penuh kasih sayang. Si pengemis buta itu tidak mengetahui kalau orang yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW, orang yang setiap hari dia caci maki. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.


Setelah Rasulullah SAW wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahaba tdekat Rasulullah SAW yakni Abu Bakar RA berkunjung kerumah anaknya, Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW. Beliau bertanya kepada anaknya itu, “ Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”. Aisyah menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”. Apakah itu?”, tanya Abu Bakar RA. “ Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi keujung pasar dengan membawa makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana”, kata Aisya RA.

Keesokan harinya Abu Bakar RA pergi kepasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapi, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu?”. Abu Bakar RA menjawab, “Aku orang yang biasa (mendatangi kamu)”. “Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”. Bantah si pengemis buta itu.

“ Apabila ia datang kepadaku, tanganku ini tidak usah memegang dan mulutku tidak susah mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tetapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku”. Pengemis itu melanjutkan perkataanya. Abu Bakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “ Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, oarang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”.

Seketika itu juga pengemis itu menangis mendengar penjelasan Abu Bakar RA, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.....” Pengemis buta itu akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemulian akhlaq Rasulullah SAW ?, atu adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq. Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.

No comments: